HATIYANG TERSAKITI. Aku di sini, duduk terdiam bersama serpihan perihku. Sakit ku mengingat saat kau di sisiku. Dulu, kau memberiku sebuah senyuman yang belum pernah ku dapatkan sebelumnya. Rasa itu terukir dalam dengan indah. Tapi tak ku sangka, rasa sayang yang selama ini kau beri hanyalah kebahagiaan yang semu.
Ilustrasi Puisi tentang Hati dan Perasaan yang Hancur. Foto Puisi tentang Hati dan Perasaan yang HancurIlustrasi Puisi tentang Hati dan Perasaan yang Hancur. Foto dalamnya tersusun rapi untaian kisahkuTentang aku, kau, dan waktu yang telah berlaluMengajarkanku bahwa hidup harus terus bergerakWalau terkadang keadaan menghimpit mendesakTentang segala rencana indah kita di masa depanTentang segala seluk beluk intrik kehidupanKita pernah yakin untuk menua bersamaNamun ternyata, rencana Tuhan memang tiada ternyanaKau pergi tak pernah kembaliKau hilang bak tertelan bumiIkhtiar dan doa tak henti kujalaniNamun semesta seolah bersabdaSudahlah, kau tak bisa memberontak takdir-NyaKini kupandangi buku biruKotor, usang, terselimuti debuDarinya aku belajar banyak halBahwa semua tiada yang kekalBahwa takdir tak harus masuk akalPernah kugantungkan harapku padamuMenemaniku sepanjang waktuHingga ternyata kau menoreh lukaTak hanya sekali, seringkali kau buatku kecewaSekadar mengaku salah saja kau tak pernahSelalu berkilah, mencari celahAku selalu mencoba memaafkanNamun, luka malah kembali kau torehkanAku mencari alasan untuk bersabarMenenangkan hatiku yang semakin gusarCintaku padamu tiada terperiMembuat logikaku seolah matiBodohnya aku terlalu berharap pada seringkali hanya mengumbar sabdaKetika hati tergores luka dan kecewaMungkin Tuhan sedang menegur kitaRindu adalah siksaKala jarak mengular di antara kitaRindu adalah canduDalam hati dan pikir ia selalu mengacauSetiap hari semenjak kau pergi meninggalkanAku selalu mencoba berdamai dengan keadaanHatiku pilu bagai teriris sembiluMengingat dikau yang kusayangi slaluSunyinya malam menambah lukaPikirku melayang pada dikau di sanaKita pernah menghabiskan waktu bersamaCanda, marah, dan bahagia tak jelas mengapaPadamu aku merinduBerharap kau kan kembali padakuMenghabiskan sisa hidup berbagi rasaHingga Tuhan berkata sudah saatnyaDerainya tak kunjung redamMenyelami bayang yang semakin kelamSorotnya menatap jauhMelintasi jarak yang harusnya ditempuhla merintihla merongrongGusar hati kepalangKacau geram penuh eranganMenggugat ikrar yang telah diungkapMenagih secuil harapMengemis iba pada hati pekatNamun, apalah daya pupus jua ditelan buayaSayang, aku tak kuat begini terusRasanya kini kita dihukumKau pasti sama tersiksanya, bukan?Hanya saja kita tidak saling jujur ingin mengungkapkanMasing-masing kita pasti memiliki banyak kalimat yang berguncang di pikiranYang bahkan menghentak-hentak hingga ke ulu hatiKita tidak seharusnya beginiAku juga tak mau kita beginiNamun bukankah kita tak akan bisa mengulang waktu?Kita tidak memiliki penyelesaian lain kecuali mencoba memaafkan masing-masing dan memulai dari awal, bukan?Aku benar-benar tak sanggup kita begini, SayangBiasanya aku marah bila kau bersikap palsu sebab aku bisa membaca isi pikiranmuTapi kali ini kita yang berpura-pura baik-baik saja dengan kita berdua, SayangAku tak menyangka bisa merasakan sekehilangan ini bahkan jauh sebelum kita berpisah secara fisikAir mataku jatuh tanpa aku bisa atur sendiriAku menjadi seorang dengan ketakutan akan banyak hal, SayangDan ternyata alasannya bahkan pada orang yang berada di hadapanku sekarang, seorang yang paling kupercaya lebih dari apa rasanya lainAku tak biasa tanpamuKini hari- hari yang kulalui serasa lebih berat dari biasanyaTawaku tidak secerah saat aku denganmuSenyumku hanya untuk dibuat-buat agar terlihat baik sajaKau tau persis aku paling pandai berpura-pura, bukan?Aku pun kali ini terbiasa harus sendiriSedang kau masih memiliki banyak orang yang menemani kesendirianmuItu salah satu yang membuatku semakin iriKau bilang kau tak sedih tapi kau tak ingin aku pergiNamun bila begini bukankah kau tak begitu menyadari aku tertinggal seorang diri?Jadi aku yang menjadi semakin sedih dengan kata-katamu sendiri, tahukah kau kini?Sejujurnya aku tak suka kau bahagia tanpa akuAku rinduSangatYang teramat Puisi: Lelaki yang Tersakiti 11 Januari 2022 15: kau memuji muji dia. Sebagai lelaki baik hati. Ahli ibadah, dengan amal sundul langit. Seluruh bumi, memujinya sebagai lelaki hebat. Kau ingin poliandry. 5 Wawasan tentang Blokir PSE Kominfo dan Asumsi Kualitas Layanan Teknologi Digital di Indonesia . 126 124 173 469 134 149 286 154

puisi tentang hati yang tersakiti